Dalam keberadaannya saat ini terompet telah kenal menjadi salah satu alat musik yang terbuat menggunakan material logam. Asal usul terompet
belum diketahui secara pasti, namun bukti adanya terompet yang telah
berumur ribuan tahun memberikan hipotesis bahwa terompet adalah salah
satu alat musik yang paling tua di dunia. Dimana awalnya terompet
terbuat dari tulang burung yang berguna sebagai alat musik dalam
seremoni ketika akan berperang atau ritual keagamaan pada masanya. Dan
sejak zaman reinassance terompet mulai digunakan sebagai salah satu alat
musik. Hingga seiring perkembangan zaman, saat ini terompet di buat
menggunakan material logam murni yang memiliki nada-nada yang indah.
Kemudian, sejak awalnya abad ke-20
terompet mulai memberikan makna tersendiri saat digunakan. Di buat
menggunakan bahan kertas yang berukuran tebal dan memiliki berbagai
model, terompet sekarang menjadi salah satu tanda kemeriahan saat
pergantian tahun. Kamu bisa lihat sendiri kan, terompet menjadi salah
satu alat musik musiman yang banyak di jual dan digunakan untuk
merayakan malam pergantian tahun.
Banyak yang belum mengetahui secara pasti selain kembang api,
mengapa tradisi meniup terompet saat tahun baru seperti menjadi sebuah
tradisi yang paling banyak dilakukan. Meskipun di seluruh dunia akan
merayakan tahun baru, namun perlu kamu ketahui bahwa terdapat beberapa
negara di Eropa yang tidak ikut serta merayakan malam pergantian tahun
dengan meniup terompet. Saat pergantian malam tahun baru, masyarakat
Korea, Jepang, dan China justru akan mengunjungi tempat ibadah yang juga
sebagai tempat untuk berdoa dengan harapan akan menjadi lebih baik di
tahun yang akan datang.

Shofar (sumber gambar : matthewkressel)
Asal usul tradisi tiup terompet tahun baru
Dari awalnya, budaya meniup terompet saat
malam tahun baru merupakan budaya masyarakat Yahudi. Mereka merayakan
bergantinya tahun yang berdasarkan dengan sistim penanggalan mereka
sendiri, yaitu pada bulan ke-7 atau pada bulan Tisyri. Sejak pertama
kali berkuasanya bangsa Romawi Kuno pada tahun 63 SM mereka mengganti
kebiasaan mereka melakukan pergantian tahun baru di bulan Januari. Nah,
sejak saat itulah mereka mulai mengikuti kalender Julian yang berubah
menjadi kalender Masehi atau bisa juga di sebut kalender Gregorian.
Masyarakat Yahudi melakukan introspeksi diri sambil melakukan tradisi meniup serunai atau shofar,
yang merupakan alat musik mirip dengan terompet yang digunakan pada
saat malam pergantian tahun. Tetapi sebenarnya walaupun banyak yang
mengatakan bahwa shofar sebenarnya bukan terompet, namun shofar yang
sebenarnya terbuat dari tanduk ini memiliki bunyi yang sama seperti
terompet yang terbuat dari kertas yang seringkali digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia saat merayakan malam tahun baru. Dimana pada
masanya terompet ditiupkan oleh bangsa Yahudi untuk memberikan tanda
dan mengumpulkan masyarakatnya ketika ingin melakukan ibadah di dalam sinagoge,
merupakan nama tempat ibadah mereka. Dan sejak saat itu terompet
digunakan sebagai sebuah simbol keagamaan mereka untuk merayakan tahun
baru.